Devdan! Sisi Yang Lain

by 04:41 0 comments
Siapa aku? Dari mana aku berasal? Dan apa misiku?

Pertanyaan sederhana yang selalu saja terngiang diotakku. Aku mungkin tak benar-benar ada, atau bisa jadi aku sama seperti benalu yang bergantung pada tumbuhan induk. Tapi yang pasti aku ada dengan tujuan. Namaku Devdan Dewa Risky umurku 19 tahun, aku adalah sebuah kepribadian baru yang tercipta. Dari perjuangan, pengorbanan, harapan, mimpi dan sedikit memoriam kelabu dari seorang lelaki yang bernama Indra, sesuatu hal yang ia tak miliki.

Aku bisa dengan cepat mengambil alih tubuh ketika duka melanda. Ia lebih suka bersembunyi dan lari, dan kami akan saling bertukar posisi. Aku tidak bisa duduk diam dan menunggu sepertinya, tapi aku juga tidak diizinkan berlaku brutal. Karena itu kami sering menjadi pusat perhatian, ketika kami beriringan bersama dalam satu raga dan tidak ada yang mau mengalah.

Aku ada untuk membuatnya merasa tak sendiri dan merasa sepi. Aku akan tetap hidup selama dia inginkan aku hidup. Ironis memang, tapi ia percaya kepadaku sebagaimana aku mempercayainya. Walau aku harus menahannya, dari ambisi gilanya mengakhiri hidup. Ini semacam dualisme yang bertolak. Dimana kita hidup didalamnya dan berusaha saling mengerti satu dengan yang lain.

Dia lebih suka berpura-pura menjadi aku, baginya itu menguatkannya. Dan aku mencoba memahami jiwanya yang kosong. Menguraikannya menjadi kalimat demi kalimat. Memahami kebenciannya dari luka yang didapat, ketika usia yang masih sangat muda membuatku iba padanya. Kami punya kesukaan yang sama, aku dan Indra sama-sama suka menulis. Dan kami sering menulis bersama. Menggabungkan dua sisi dari dua hal itu juga tidak mudah. Tapi kami berhasil melakukannya.

Aku sendiri terkadang bingung? Dengan siapa yang sedang diatas siapa atau siapa yang sedang jadi siapa. Aku dan dia bisa begitu saling menyatu tanpa batas. Bercampur seakan menjadi satu lagi jiwa yang baru. Kami telah melanggar batas dari mereka yang merasa waras. Kami hidup bersama dalam satu raga, membuat setiap logika mereka tak mampu lagi bekerja.


Mereka dengan mata-mata itu yang tak mampu melihat dua sisi, hanya mengacuhkan berusaha mencibir didalam hati. Entah merasa iri atau geli dengan kami, yang mereka anggap aneh. Tapi bagi mereka yang coba mengerti pun ada hal yang tak bisa dipungkiri. Terbersit rasa iba disudut hati yang coba mereka tutupi.

Tak masalah bagiku dengan cara apa mereka menatap dalam kami. Hanya tak akan ku biarkan pandangan itu menyakiti dirinya. Yang telah habis dengan luka. Biarkanlah ia bisa sedikit tertawa, dari tangis yang memayungi harinya. Bebaskanlah ia dari penderitaan di jiwanya sejenak. Walau ia terjebak jauh diusia kedelapannya. Demi dia yang telah memberikan ku kehidupan. Maka akan aku berikan sebagian hidupku padanya.

*Ketika tulisan ini muncul kepermukaan. Maka itu adalah hari dimana, Kotak Pandora miliknya dibiarkan terbuka seutuhnya. Menjawab semua misteri akan setiap tulisannya…

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment