"Sebut aku bodoh, karena aku tak pernah dapat palingkan hati. Untuk tak lagi dapat mencintaimu."
~Devdan Dewa
Bukan satu-dua tahun aku beradu dengan rindu. Bukan satu-dua tahun
aku menjatuhkan hati kepadamu. Dengan mata terpejam pun aku masih sanggup melihat
siluet wajahmu. Meski tuli menghampiri gendang telinga ini, aku masih dapat
dengan fasih terbuai oleh suaramu. Karena aku tak tahu itu. Karena bukan dengan
cara itu aku mencintaimu. Kau pergi menjauh keujung dunia sekalipun hati ini
selalu punya ruang untukmu. Ya hati.
Yang mencintaimu tanpa indra. Tidak hanya buta kan? Bahkan tuli dan
bisu. Tapi cinta berhasil menyelusup kedalam kalbu. Meski sakit diawal waktu,
tapi cintaku tumbuh bersama semua itu. Menunggu. Hingga aku tak sanggup lagi
menyimpan rapat rasa yang memuncah mencinta. Walau kadang hati tertatih tatkala
aku menjadi telinga untuk hatimu yang juga sedang bersedih. Tapi bukan tentang
aku.
Meski juga terkadang, aku harus berpura tersenyum menyimak
bahagiamu. Tapi bukan bersamaku. Hingga kini tujuh tahun berlalu. Meski kau
telah membaca lembaran perasaanku untukmu, tapi aku tidak pernah benar-benar
berada dihatimu. Hanya tersimpan disisi kiri otakmu. Tak bolehkah aku berharap,
bahwa kau adalah rusuk milikku? Atau jodoh yang dihalalkan Tuhan padaku. Tak
bisakah?
Berapa lama lagi aku harus menunggu? Aku tak mau jadi munafik bahwa
cinta ini tak butuh kau, untuk saling miliki. Rapuh. Karena aku tak bisa
memaksa hatimu mencintai aku. Atau memaksa hatiku mencintai selain dirimu.
Takut. Jika aku tetap menunggu namun kau memilih selain aku. Tamat sudah
cintaku, yang gugur besama kelabu dimusim semi. Namun entah mengapa, bibir
masih berkata “aku akan tetap mencintaimu”.
*(Happy Aniversary – 7th Menunggu ruang hatimu terbuka untuk aku
masuki)
Jempol 2 kukasih
ReplyDeleteduuh makasih banyak mbak muya
Deletesemoga kelak bisa lebih dari ini
Keren... :)
ReplyDeletemakasih yaa sudah berkujung
Deletesemoga kedepannya dapat lebih baik