Suara Hati

by 00:00 4 comments

"Sebut aku bodoh, karena aku tak pernah dapat palingkan hati. Untuk tak lagi dapat mencintaimu."
~Devdan Dewa

Bukan satu-dua tahun aku beradu dengan rindu. Bukan satu-dua tahun aku menjatuhkan hati kepadamu. Dengan mata terpejam pun aku masih sanggup melihat siluet wajahmu. Meski tuli menghampiri gendang telinga ini, aku masih dapat dengan fasih terbuai oleh suaramu. Karena aku tak tahu itu. Karena bukan dengan cara itu aku mencintaimu. Kau pergi menjauh keujung dunia sekalipun hati ini selalu punya ruang untukmu. Ya hati.

Yang mencintaimu tanpa indra. Tidak hanya buta kan? Bahkan tuli dan bisu. Tapi cinta berhasil menyelusup kedalam kalbu. Meski sakit diawal waktu, tapi cintaku tumbuh bersama semua itu. Menunggu. Hingga aku tak sanggup lagi menyimpan rapat rasa yang memuncah mencinta. Walau kadang hati tertatih tatkala aku menjadi telinga untuk hatimu yang juga sedang bersedih. Tapi bukan tentang aku.

Meski juga terkadang, aku harus berpura tersenyum menyimak bahagiamu. Tapi bukan bersamaku. Hingga kini tujuh tahun berlalu. Meski kau telah membaca lembaran perasaanku untukmu, tapi aku tidak pernah benar-benar berada dihatimu. Hanya tersimpan disisi kiri otakmu. Tak bolehkah aku berharap, bahwa kau adalah rusuk milikku? Atau jodoh yang dihalalkan Tuhan padaku. Tak bisakah?

Berapa lama lagi aku harus menunggu? Aku tak mau jadi munafik bahwa cinta ini tak butuh kau, untuk saling miliki. Rapuh. Karena aku tak bisa memaksa hatimu mencintai aku. Atau memaksa hatiku mencintai selain dirimu. Takut. Jika aku tetap menunggu namun kau memilih selain aku. Tamat sudah cintaku, yang gugur besama kelabu dimusim semi. Namun entah mengapa, bibir masih berkata “aku akan tetap mencintaimu”.


*(Happy Aniversary – 7th Menunggu ruang hatimu terbuka untuk aku masuki)

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

4 comments: