Tuhan
tak inginkan aku mati, ia tak biarkan aku mengiris nadi pagi ini. Tak bolehkah
aku mengantar nyawa sendiri? Atas benci yang tak lagi dapat diobati, atas duka
yang tak dapat kusapu dari air mata. Sama seperti Tuhan yang mungkin telah
lelah mendengar keluhku. Aku pun lelah mengeluh semua kepada Tuhan. Jika aku
tak diizinkan tuhan untuk mati, lantas jalan apa yang ingin coba Tuhan
tunjukkan ditengah eluhan nafas yang tertatih.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKTTdUYzRmZVtYUWZc4M00tRIMUAi4DbCiliXCXtVh0meGpm3FlezB7WrIoUnYDWNOoIyCaVqwMOgHus4KkgZNmjZDUpx7MUZ5LKmDfKiXyuLXpxnv0pAFDzt_47lffjsfeCAI7n0FiGs/s320/ilustrasi-mayat-25.jpg)
Mengapa
tak kau izinkan saja aku berakhir dengan dosa saat ini? Agar tak menumpuk, yang
akhirnya mengikis pahala ku yang juga tak lagi banyak. Aku tahu ada madu
terselip diantara pahitnya kini. Sungguh! aku sungguh tak ingin benar-benar
mati, hanya ingin mengakhiri hari ini. Berharap luka pulih kembali, berandai
masih ada harapan esok pagi.
0 comments:
Post a Comment