Aku paham betul apa yang kau nilai dari aku. Aku tahu betul
bagaimana kau memandangku. Tapi apa kau tahu? Mengapa aku masih disini
mengunggumu? Meski berulang kau cemburui. Meski berkali kau memandang tanpa
arah kepadaku. Apa dapat kau pahami oleh logikamu yang manusiawi itu? Bagaimana
aku dapat begitu betah dengan sakit menggigiti kalbu. Begitu nyaman dengan
memeluk erat rindu akan mu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb1rcagwMmpqOEFWNOI3x3-vvpdbEcMPHOxVGylYfASiLHAMVnuzieQKPrlq1vsoNGfP_t4Ngu1wowtuQtn2dVCLLixXPv-Pr71eAct1N43pdlfffRDHv_65IzkNX-lQmrLw1k1huDqeg/s1600/48.jpg)
Tiba-tiba kesendirian itu menjadi begitu ramai. Karena suara yang
terus saja megusik aku. Aku yang menghitung setiap detik yang berlalu dengan
mencintamu. Setiap hal yang terlewat dengan menunggu. Karena hati ku meyakini. Begitu
mempercayai bahwa kau hanya sedang mencari. Karena kau masih belum merasa menemui.
Lelaki yang sanggup merangkulmu dengan iman. Menuntunmu dengan mantap meski
tanpa kesempurnaannya. Dan lelaki yang mencintaimu dari hatinya.
Tak mengapa jika itu terjadi saat ini. Karena semua pasti mungkin
terjadi. Semua yang aku yakini kini entah kapan disuatu hari nanti mungkin
hanya mimpi. Mungkin mendambakanmu itu terlalu sulit untuk terjadi. Tapi aku
menyebutmu dalam doaku. Aku bertasbih untukmu. Agar cinta yang ku jaga kini
tetap menjadi cinta yang sesuci hembusan agin dipagi hari.
0 comments:
Post a Comment