Tak Ingin Benar-benar Mati

by 07:09 0 comments
Luka masih sama, masih menebar bau nanah. Dan aku masih saja, membenci derita di dada. Kali ini bukan puisi, bukan juga deret kalimat tanpa arti. Hanya aku yang sedang bicara, untuk kau dengar. Karena aku memang ingin kau dengar.

Aku tak ingin benar-benar mati, hanya berharap hari berganti esok pagi. Aku tak ingin benar-benar mati, hanya nadi yang lelah dengan belati. Aku sungguh tak ingin benar-benar mati, hanya jiwa yang coba mencari jalan untuk lari.

Dan aku telah lelah berpura-pura terlihat mati, tetap saja tak dapat mengurai simpati. Aku lelah membuat Tuhan bersalah, atas salah yang juga tak ku perbuat. Aku lelah! Aku bilang aku telah lelah! Kau bisa mengeja setiap hurufnya, mengartikan apa yang tersebunyi didalamnya.

Hanya saja kau tak pernah mau tahu, untuk apa aku bersuara. Senja tak lagi sama, tak mengurai warna jingga. Hanya kelabu menghiasi warna, berharap kan berganti. Namun esok masih saja sama, meminta agar cepat diakhiri. Dan raga hanya jadi pemuas jiwa, dari jasad yang juga tak diizinkan lekas berpulang kembali.




Devdan Dewa Risky.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment