Rumah Untuk Ku Pulang

by 04:55 0 comments
Entah mengapa kau selalu menjadi jalanku untuk pulang. Meski aku telah menyebrangi arus. Meski aku berusaha pergi dari rasa lelah dihatiku. Tapi kau selalu menjadi cahaya dalam gelap. Menjadi mata untuk melihat dunia. Dunia kelam yang kurasa dapat menjadi candu. Kelam yang setidaknya dapat mengaburkan pandangan dari dilemaku. Amarah akan orang tuaku.

Tapi seketika aku ditampar oleh kenyataan. Oleh hati yang tak nyaman. Menggundah karena aku terlalu jauh melangkah. Dan kau selalu saja yang pertama terlintas dibenakku. Tentang cinta yang sekuat tenaga ku kayuh agar tetap utuh. Meski sakit didadaku ini, karena menunggu. Menunggu begitu sabar bayang-banyang dirimu yang bahkan mungkin tak akan pernah jadi milikku.

Tapi kau begitu syahdu terdengar. Meski aku tenggelam bersama dosa. Meski setiap bibir berbicara lirih untuk telingaku. Menyayat hati dengan berkata akan lakuku yang mereka anggap bodoh. Tapi aku masih disini untukmu. Aku tak anggap ini sebagai sakit. Aku tak pernah artikan getaran dihati ini sebagai luka.

Karena aku mencinta dan siap terluka. Meski kau memandangku sebelah mata. Atau menganggap aku tak ada. Tak masalah. Karena yang meraka bilang luka malah menjadi candu yang sebenarnya. Candu yang berulang kali kembali kepadamu. Cinta yang semakin kukuh bahwa Tuhan telah menakdirkan engkau untukku.

Dan ia tak rela aku berkhianat. Kepada yang tak seharusnya. Tuhan masih sayang padaku. Dengan mengrimmu tepat mengisi seluruh rongga hati. Meski aku harus berjuang untuk tetap menyayangi. Karena berulang kali aku merasa lelah. Merasa pupus mencinta. Lalu seketika mengggila.

Maafkan aku yang mendua tak seharusnya. Maafkan aku yang berusaha lari menyebrang arus. Dan maafkan aku yang telah mencoba menyelimuti kelabu di setiap ingatanku akanmu. Maafkan. Aku akan disini berdiri untukmu. Kambali menjadi aku yang setulus dulu. Karena kau rumah untukku. Karena kau kunci hatiku.


Kunci yang hanya engkau saja yang dapat membuka. Membuka rahasia yang terdapat didalamnya. Didalam diri yang telah sekian lama mencinta. Dan jelas kau hanya akan melihat cinta. Cinta. Meski beberapa berkarat karena terlalu lama. Dan membusuk karena dusta. Tapi ini cintaku. Cinta yang menumpuk untuk segera kau tahu.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment