Hari Ke 18: Malam

by 23:14 0 comments





Salam dari pemilik malam, ia yang memeluk rembulan. Jemari yang penat menuliskan kalimat fatamorgana, tubuh yang lemas karena rutinitas mahasiswa. Aku tak akan berjaya menghadapi mu. Aku tak akan sanggup menyuguhimu, karena hingga kini aku masih tersauk-sauk mengimbangi.

Dari angin yang membawa udara segar, aku hadirkan dengan bahasa sederhanya hanya agar kamu mengerti. Tapi kamu langsung menyudahi, tak lagi berarti. Bagai rintik yang menjadi badai, lalu beliung meluluh lantakkannya, hati itu hancur tanpa sisa karena porah-poranda.

Demi cinta yang tercipta dari ingatan. Aku sesajikan persembahan terakhir lari cambuk waktu yang kian sulit berkecamuk. Mengharap bagai peminta-minta, mengemis karena tak punya. Namun apa daya simpati pun tak dapat, hanya menatap dengan harap.







Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment