Hidup Diantara Topeng

by 08:37 2 comments
Jika ada pepatah yang mengatakan mata adalah jendela dunia, terdiri dari jutaan monocrome ingatan yang terekam lewat gerbang kehidupan. Bagaimana jika satu-satunya cahaya yang terlihat hanyalah seberkas bayang gelap ? Hanya mata kah yang bisa wujudkan rasa akan apa yang tak dapat diraba ? Tak bisakah dengan hati saja kita memilih ? bukankah tak semua yang terlihat menarik bagi kita itu baik ? Entahlah setumpuk pertanyaan terlintas begitu saja diotakku bagai sesuatu yang meminta untuk dikuak. Bahkan aku sendiri tidak tahu harus menjawab apa kepada jiwa yang haus.

Ketika pencarianku akan jawaban dimulai atas apa yang tidak aku ketahui, kenyataanlah yang pada akhirnya menyadarkanku. Bahwa dunia yang terlihat kini hanyalah bagaikan pantulan cermin terbalik semua hanyalah semu, bahkan kebohongan terdengar seperti alunan irama yang merdu. Entah kusadari betapa bodohnya aku selama ini, hidup diantara kebohongan demi kebohongan yang selama ini aku yakini. Kekecewaanku semakin menjadi ketika kudapati bahwa orang yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagiku ternyata adalah pelaku didalamnya.

Habis daya aku berfikir, entah dengan bagaimana lagi aku menjalani hidup didunia yang tidak dapatku mengerti. Hanya deret tumpuk buku yang sanggup temani aku menjalani dunia ini, hanya ia yang aku rasa cukup jujur berkata. Kini aku harus berjuang hidup ditengah dunia yang serba asing, dimana topeng adalah identitas diri. Namun disaat semua begitu bangga akan topeng yang mereka ciptakan aku hanya berjalan seperti layaknya aku tanpa beban yang harus aku pikul ketika topeng mulai terbuka, walau dunia melebeliku aneh ...


Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

2 comments: