Kurelakan Hidup Bersama Iblis

by 08:26 0 comments
Terlepas aku dari nadi yang tersayat dini hari, teredam aku pada jiwa yang sempat berontak ingin diakhiri, ketika Tuhan beri kembali kesempatan kedua dari setitik cahaya yang aku pinta setelah tetes air mata jauh ditengah gelap. Berharap semua jadi lebih baik, sekejap mata berkaca akan hadiah yang tuhan berikan membuat diri bersujud dirangkuhan-Nya, menjadi hati serasa dekat dengan senandung-Nya.

Tapi ini tak semudah senyum yang mengembang dipagi hari, entah aku yang terlena akan manis semu yang coba Tuhan bagi dan secepat itu pula pergi atau ini memang belum berakhir. Aku terus saja berlari mencoba mencari arti pembenaran diri, diantara keramaian aku merasa sunyi, gemetar diri menjadi ketika logika tak lagi mengambil alih. Mata-mata itu tidak dengan tatapan biasa, mencoba menghujat dan menghakimi diri.

Bukan lagi ketakutan terselip menyelimuti, tapi ini aku yang lain terbentuk menjadi semacam jati diri. Mengasing aku ditengah hiruk pikuk manusia, menjerit penuh kebencian. Andai aku bisa, maka akan aku gadaikan jiwa ini kepada sang iblis hanya untuk tertawa meringis. Akan aku relakan jika pada akhirnya iblis akan membawa diri merasakan surga miliknya.


Jika ini jalan terakhir untuk membalaskan dendam kepada mereka yang dengan kemunifakan dirinya mencoba merengguh kebebasan dan dengan keserakahannya mencoba menjadi tuhan yang sesungguhnya, maka dengan itu pula aku mengikhlaskan diri bersanding bersama iblis hingga diakhir kehidupan . . .



Devdan Dewa Risky.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment