Menyiram Cuka Pada Luka

by 09:53 0 comments
Rasanya bagaikan menyiramkan cuka pada luka, pedih terasa. Melihatmu bahagia membuat luka meradang. Bukan aku tak senang kau bahagia, namun bahagiamu mengikis bahagiaku. Tawamu menjadi tawa bercampur lirih dihatiku. Senyummu seakan mengalihkan dukamu kepadaku.

Aku sadar. Aku hanya bayang yang tercipta dari ingatan masa lalu yang mungkin kau anggap kelabu. Tapi hati ini terus saja merindu mencintamu, yang menyimpannya untuk sekedar kau tahu. Cinta ini seakan menjadi candu walau hati mengharu, menyudut dikesendirian

Mengapa aku percaya kepada punjangga yang bersyair tentang indahnya cinta? Mengapa kudengar bisik penyair kala hati terus merana. Tidak akan ada kata indah pada waktunya, tidak akan ada cerita yang berakhir bahagia. Aku hanya lelaki bodoh yang percaya pada cinta pertama, yang coba wujudkan mimpi akan indahnya cinta.


Dari tetes air mata yang tak lagi dapat kusapu, ku merunduk tertipu ...




Devdan Dewa Risky.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment