Aku
tidak menentang jika ada yang bilang semua itu penuh perjuangan dan usaha.
Karena kita tidak mungkin mendapatkannya secara kebetulan, bahkan kebetulan itu
sendiri sebenarnya juga diciptakan. Bukan berasal dari sesuatu yang datang
begitu saja. Mati, seakan menjadi semacam trend baru yang peminatnya semakin
besar saja. Dengan alasan beragam mereka dengan sukarela menyerahkan nyawanya
kepada Tuhan.
Niatnya mempermudah pekerjaan
malaikat Israil, mungkin? Tapi mati juga tidak semudah menekan tombol off atau
mencabut kabel dari steaker. Mati itu butuh perjuangan, butuh usaha. Aku
sendiri memikirkan sedikitnya 100 cara untuk mati dari aku berusia 9th, tapi
berulang kali berakhir tak jadi. Yang terakhir aku meminum sejumlah butir obat
dari lima jenis yang berbeda, dengan dosis yang tinggi. Hasil awalnya cukup
memuaskan, tubuh menggigil disertai mual.
Syukur jika aku langsung berakhir,
namun sayang aku gagal mengantar nyawa. Hanya efek obat yang masih terasa dan
aku harus kembali memutar otak tentang bagaimana caranya untuk mati. Lihatlah,
bagaimana untuk mengakhiri hidup pun tetap ada sebungkus perjuangan yang harus
dilakukan. Tak akan pernah ada sesuatu yang didapat tanpa usaha. Tapi jika kau
jatuhkan pilihan untuk mati, maka berjuanglah untuk mendapatkan ukiran nama diatas
batu nisanmu itu.
Devdan Dewa Risky.
0 comments:
Post a Comment