Terkatung Menanti.

by 06:57 0 comments
Kini aku tak lebih dari seekor anjing sekarat ditepi jalan. Tak ada seorang pun yang iba, terlebih mengangkat aku dari ketidak berdayaan ini. Tinggal menanti mati, dan aku hanya tinggal menggali sendiri. Karena tak akan ada yang peduli.

Harapan tak mungkin dapat lagi ku rajut, dengan sisa keringat di dada. Lelah. Sungguh tiada artinya lagi. Menyisakan degup jantung yang tersengal memompa. Aku hanya sanggup berjalan sempoyongan. Penuh darah, penuh luka.



Air mata tak lagi berasa asin, kini jadi berbau amis. Dan pelangi tak lagi memantulkan warna setelah hujan. Tetap kelabu mewarnai, karena ini tak akan pernah berakhir. Rintihan-rintihan kecil terdengar dari bibir yang tersumpal gemetar.

Perih dirasa, tapi takut bersuara. Sesal tak dapat terbayang, akan dosa yang mana? Aku hanya tumbal yang tak bersalah yang harus menanggung derita. Dari sang penguasa yang entah siapa? Aku hanya menompang lara dari ia yang tak mau menopang.

Terkatung-katung aku bersama kematian !!




Devdan Dewa Risky.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment