"Rekaman itu seakan sedang kembali diputar dotakku. Meski samar, namun cukup jelas untuk menggambarkan aku. Yang berdiri dalam gelap, yang tenggelam bersama hitam. Dan yang seakan menyepelekan Tuhan dengan mempermainkan kuasaNya. Tamparan itu cukup membekas pada rona-rona nurani."
Tuhan
seakan hendak bercerita padaku. Tuhan sepertinya ingin berbagi dengan bentakkan
bukti. Tentang mati yang tak usah aku merenggek meminta. Tentang ajal yang
sempat mengemis aku untuk segera diakhiri. Atau aku yang akan mengatar sendiri.
Ia sepertinya hendak bertanya padaku. Tentang apa yang akan aku beri sebagai
laporan akhir hidupku.
Mata
ini tak juga henti berkaca. Akan aku yang mendokrin diri sempurna sehingga
berani menentangnya. Aku hendaknya tak usah urusi mati, karena aku pasti akan
mati. Aku pantasnya tak perlu menyakiti hati. Tampar aku sekali! Agar aku bisa
berdiri dengan kaki ini. Agar aku bisa merangkak dan berlari sendiri. Untuk
belajar mempersiapkan mati, untuk tak usah lagi urusi duniawi. Supaya aku bisa
tenang di akhirat nanti.
0 comments:
Post a Comment