Inikah arti diam itu? Yang terus saja menusuk kalbu. Inikah arti
tatapan mata beku itu? Membunuh tajam di setiap pandanganmu. Aku tidak
sepertimu yang suka menawar hati lewat senyuman. Mencecar siapa saja dengan
puji bertubi-tubi namun berpaling berganti.
Seharusnya kau mengerti. Betapa sulit aku menyusun nadi agar
kembali rapih. Aku telah menghujat dalam hati, akan diam yang memberi arti. Dan
pedih menjadi. Ketika lebam merasuk tertusuk duri.
Kau tahu sayang? Percuma saja aku setia jika kau mendua bersama dusta.
Telah habis madu kau hisap. Telah habis aku memperjuangkan cinta yang aku tahan
mati-matian. Lantas semudah itu pula kau buang aku ditepian jalan. Bersama
racun yang menjalar dicelah-celah luka hati. Yang tak sanggup aku redam.
Kau tau betapa dalam sakit menusuk rusukku? Ketika ku tahu. Bahwa
ini adalah permainan bagimu. Sayang. Negara ini punya jeruji keadilan walau
sedikit rapuh dan berkarat. Jika tidak. Akan aku arak jasadmu berkeliling
hingga benci ini sungguh tiada tersisa lagi.
Kereeen dra.
ReplyDeleteDiksinya dapet,rapi.
:)
makasih oka. Indra malah gak ngerti soal diksi atau apalah.
Deletesekali lagi makasih udah mau mampir