Ini bukan tentang kelabu itu. Ini tentang nafsu. Yang menggebu
ditengah malam saat kau tarik lenganku terselimut bersama tubuhmu. Ini bukan
tentang malam itu. Yang seakan menjadi sesuatu. Saat ku kira pejam mataku akan
menjadi candu. Tapi ini yang menjadi cambuk ragaku.
Meski bayangmu masih kerap terekam lewat bola mataku. Dan angin
masih saja membawa aroma tubuhmu keujung hidungku. Tapi pedih masih menebar
kebencian. Dan darah masih mengalirkan sisa racun yang kau tebar. Dan aku tidak akan pernah berjalan tergopoh didepanmu. Melemahkan setiap saraf dalam nadi yang
berlumur bermandikan sejuta dendam. Kau tahu. Tiba saatnya nanti kau datang
kembali. Untuk sekedar melengkungkan senyum.
Sekedar untuk merayu. Berandai aku kan kembali pada dekapan berselimut
kepalsuan itu. Tapi jalan menuju neraka bersamamu? Bukan yang ku mau. Meski aku
ingin mengirimmu kesana. Cukup kau tatap tajam mataku. Dan kau akan lukiskan
itu sebagai kematianmu. Lukisan kematian yang mengubur inginmu merangkuh aku.
0 comments:
Post a Comment