Mengapa? Wajahmu melukiskan lelah yang teramat. Namun mata mu masih
menatap penuh kebencian. Jemarimu kudapati penuh dengan gores luka. Tapi lidah
mu masih saja kerap mengiris hati. Ku tahu kau juga telah lelah berdiri, kau
juga ingin ini segera diakhiri. Bukan aku tak tahu Ibu. Adauan bersimbah
tangismu dihadapan Tuhan. Bukan aku tak mendengar Ibu. Bisik cacianmu kepadaku.
Aku boleh saja terlelap, tapi gendang telinga ini tak tuli.
Mendengar kata demi kata yang terucap. Kau kira, aku tak terluka. Kau kira, aku
tercipta dengan hati baja. Hati ini sama saja seperti milikmu, yang masih bisa
benanah. Tapi bukankah kau larang aku bersuara. Mangutarakan setiap bahasa
lewat sejuta bentuk wajah. Itulah mengapa bibir ini terus saja membisu.
Maafkan aku, Ibu. Jika lidah ini masih berkata pilu untuk hatimu.
Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku bukan budakmu. Aku ingin kau mengingat
kembali. Bahwa aku dilahirkan dengan cinta. Tapi. Mengapa kau besarkan aku
dengan kebencian yang menyesaki dada?
Setiap utara kataku salah dimatamu. Setiap niatku buruk bagimu.
Hingga aku hanya diam dan patuh. Hingga aku tunduk pada perintahmu. Namun satu
titahmu, membuat aku candu akan kebebasan. Dan ingin melepas segala bentuk
penderitaan. Aku mulai meronta seakan terlihat durhaka. Maafkan lagi, jika aku
kembali mengoyak hati.
Menyuara aku diseisi rumah, berharap kau mau mendengar. Tapi
suaraku kau artikan tanda perang bertalu. Egomu seakan tak mau akui aku. Ingin
memaki pun aku tak bisa, hanya bisa diam dengan kata. Mengoreskan kan hitam
diatas putihnya kertas. Aku terus mencoba. Menghembuskan kata berulang
ditelingamu. Berharap sekali saja kau dengar pintaku.
Perang semakin meranah, meriah tiada yang mau mengalah. Tapi aku
menyerah. Mencipta berdumpuk dosa dipundakmu. Aku sungguh lelah, melihat
terselip tangis gugur dibawah sajadah. Akan ku tutup semua pintu dosamu dengan
menukarnya menjadi dosaku. Biarlah jika kebebasan tak jadi milikku. Aku akan
meminta Iblis merantai hatiku. Cukup hanya agar kau bahagia, Ibu. Sekali lagi
aku menyerah!
tulisannya keren, kakak.... *kapan aku bisa buat tulisan beginian... -_-
ReplyDeletemakasih ya.
Deleteterus belajar. gak musti ada bakat untuk melakukan sesuatu (saya type orang yang tidak percaya pada bakat) cukup keinginan dan kerja keras.
perbanyak baca juga berarti menambah kosa kata. dan jangan pernah takut untuk memulai.
*fakta
tulisan ku diawal juga jelek ko. tapi lama-lama jadi terbiasa. lama-lama jadi ingin nambah kata. supaya makin kaya