Hari Ke 11: Hujan

by 20:50 0 comments
Aku selalu suka saat butiran air itu jatuh ke bumi, membasahinya dan membuat aroma rumput menyeruak. Tak hanya menikmati hujan aku acap kali membiarkan hujan basahi tubuhku karena bersama hujan ia sanggup menyamarkan air mata yang luruh.
Bukankah dulu hujan adalah sahabat kita Ri, berlarian diantara genangan air yang meluap hampir banjir. Lalu kini hujan menjadi penghubung antara aku dengan kenangan itu. Aku masih tetap menikmatinya seperti dulu, sesekali membiarkan tubuhku basah atau menatap dibalik kaca yang mengembun bersama secangkir kopi. Ku bau-i semua percampuran antara wangi kopi dan tanah yang basah karena hujan lalu merekatkan kedua tangan memeluk erat diri.
Suhunya kadang cukup sejuk untuk udara kota ini yang selalu panas, cukup dingin untuk dibandingkan dengan perasaan yang membeku.

Aku mencitai hujan sama seperti aku mencintaimu. Hujan membantuku merasakan hangat tubuhmu ketika ia menyuh kulitku, angin membawakan suaramu keujung telingaku. Hujan basahi aku dihari itu, hujan hapuskan air mataku di hari itu. Karena bagaimanapun disaat itu ikhlas adalah taruhanku.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment