Apa kabar teman?
Masihkah kamu dipersalahkan oleh mereka
yang luka hatinya?
Oleh mereka yang tak mengakui kenyataan
akan kehidupan, lantas menjadikanmu tumbal. Teman maafkan aku yang juga kadang
menyalahkanmu akan keadaan walau nyatanya kamu juga setia menemani hariku. Kamu
adalah simbol terkuat dari sejarah perjalananku.
Kamu torehkan banyak hal untuk diputar
ulang dalam bentuk kenangan, kamu mempersiapkan sejuta rahasia dalam wujud masa
depan, dan kamu memintaku untuk memegang keduanya agar tak salah arah. Agar
dapat menghargai apa yang terjadi dan menyusun kembali hal yang mungkin belum
terealisasi.
Teman iringi aku sepanjang nafasku yang
sudah mulai terengah, diantara kembimbangan dan buta arah. Banyak orang masih
mempersalahkan kamu yaaa teman. Lalu memaksa mu mundur agar segalanya dapat
ditata menjadi lebih baik.
Mereka yang belum siap dengan hasil
berharap kamu dapat memberi kesempatan kedua untuk membenahi kembali, mereka
yang belum sanggup dengan konsekuensi terkadang berakhir dengan menyesali. Benar
kata para tetua, bahwa kamu juga berwujud laksana pedang. Siap menghunus dan
membunuh pemiliknya namun jika dapat digunakan dengan baik, maka kamu akan
menjadi senjata paling ambuh.
Teman maafkan aku yang juga pernah
mengorbankan kesetiaanku, teman ku telah mulai merelai masa lalu itu tak ingin
menghapusnya namun kukaburkan saja dengan sedikit bayangan. Terkadang konfergen
itu perlu, sudah cukup lelah aku dengan beberapa hal yang disajikan berulang.
Teman kamu adalah masa.
Teman kamu adalah rahasia.
Teman kamu dipuja.
Namun juga dianggap tiada.
0 comments:
Post a Comment