9th Aniversary Of Love.

by 06:17 0 comments
Sedetik aku terdiam, lupa bagaimana mencinta.
Sekejap aku tersihir oleh waktu, yang membawa pesona.
Seketika aku tersadar, ini adalah masa yang sama.
Bumi telah membawaku kemasa untuk mengulang kembali
Ingatan tentangmu


Aku bingung hendak memulai kalimat seperti apa. Tak ada hal yang dapat ku torehkan sebaik ketika aku sedang dimabuk cinta seperti dulu. Hendak membuatnya sebagai bagian yang panjang atau singkat saja. Jujur pandangan akanmu mulai kabur dalam ingatan. Degup jantung itu tidak lagi dipaksa memompa diluar kemampuannya, seperti berhibernasi ia memainkan dengkuran yang lembut ketika bisik menyebut namamu. Aku jarang meminta angin membawa gumamku keujung ketelingamu. Apa aku telah mati rasa?

Namun kamu merupakan gadis pertama yang kokoh tegak didalam hatiku, seakan tak mau terganti atau aku yang malas hendak mencari pengganti. Tak ubahnya barang usang mungkin cintaku juga diselubungi karat dan debu tebal yang menyelimutinya. Jika aku bertanya hendak ku tuliskan kamu dalam bentuk apa dengan tekanan seperti apa atau kemiringan yang bagaimana? Mungkin kamu hanya tertegun diam. Kamu bukan orang yang suka dengan keabstrakkan seperti ini. Membuatmu merasa nyaman atau menjadi orang yang nyaman untukmu itu sulit karena berapa kali dicobapun aku ini lelaki yang kaku.

Kini aku sulit menggambarkan kamu dalam situasi seperti ini. Kamu yang seakan memutus mata rantai yang bermula dari kebetulan. Kebetulan karena kita sama-sama dimasukkan kesekolah yang sama. Tapi aku menyebutnya sebagian dari takdir, karena kenagan itu terbawa sebegitu apik olehku hingga aku mengenal cinta untuk pertama kalinya. Mengusik setiap rusukku karena jantung ini selalu saja bedetak kencang. Hingga 3 tahun lalu kamu merubahnya menjadi perpisahan, lari dari kenyataan bahwa aku telah cukup lama menjajaki cinta dalam bentuk diam. Aku salah memasuki hatimu lewat kata sahabat. Aku salah karena telah menyudahi pertemuan sebagai bukti keterikatan kita.

Hari ini sembilan tahun dari masa pubertas yang penuh keberatan, angkuh dengan rasa kepemilikan dalam hati akan kamu. Bebal dengan segala jejal teman-temanku untuk segera menyudahi menyakiti diri. Kini kamu yang melakukannya lewat waktu. Kini aku semakin terbiasa tanpa patahan kata lewat pesan singkatmu. Meski aku belum sanggup untuk benar-benar menyudahi ini dengan menautkan hati pada gadis baru. Namun aku tetap bahagia diatas bahagiamu meski imam-mu bukan seperti imajiku.

Rotasi waktu membuatku menemukan cinta yang sedikit berbeda. Kini aku memilih menjadi bayang untuk seseorang, menjadi bagian yang bersamanya aku ingin terus tumbuh menjadi variabel yang terpisah. Karena takdir hingga zaman berakhir tak akan mengizinkannya. Iya tak ubahnya sama dengan kamu mendapat perlakuan luarbiasa dari hatiku. Karena aku tak tahu mengapa aku mencintainya atau mengapa aku memilihnya. Seperti sekumpulan nama acak yang terpilih begitu saja tanpa alasan yang jelas. Aku memilih menjadi bayang untuk cahaya yang cukup bersinar. Meski gelap namun bayang akan semakin pekat bersama cahaya yang benderang.


Sembilan tahun diantara kita. Kebersamaan yang sepihak seperti ini rasanya memang sunyi. Namun tanpa terasa waktu tersuguh begitu-begitu setiap kali. Aku menaruh harapan kecil tak mau lagi sesumbar agar tahun depan dapat menghadiahi kamu dengan secarik kalimat. Tahun demi tahun hingga aku berhenti ketika ku temukan ia yang sanggup melengkapiku.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment