Ini hari-hari yang sulit, setelah setengah
jalan menapaki janji aku merasa lelah menghantamku. Tubuh ini jadi merasa ragu
untuk merangakai kata dari bibir yang membisu, otakku seakan enggan mengurai
masa lalu antara kamu dan aku yang sedikit itu.
Entah, ada bagian lain yang merasa mungkin
kusimpan saja ini sendiri. Aku tak ingin melepas semua ini, aku tak ingin
merelakan, tak ingin mengakui dan tak ingin semua ini berakhir. Seluruh tubuh
ku berontak, fikiran ku melayang hilang segala bentuk konsentrasi. Ini terasa
lebih sulit dari hari-hari sebelumnya karena kusadari semua hal jadi tak tentu
arah, semua hal jadi terasa amburadul.
Kamu selalu sukses membolak-balik
perasaanku, mengahantamnya seperti badai, lalu menghilang bagai sepi. Kadang
kamu adalah musim panas yang penuh akan cinta, kamu tau aku tergila-gila hingga
saat ini hadir menyaru bagai musim dingin. Kamu selalu saja beku, entah kadang
sering ku terfikir apa yang menjadi tolak ukurmu menjatuh kan hati. Entah apa
yang harus dimiliki seorang laki-laki sehingga ia dapat mencuri perhatianmu,
lalu membuatmu jatuh hati.
Perasaan yang terombang-ambing kamu hanya
isyaratkan sebuah fiksi. Rasa yang menahun ini kamu terjemahkan sebagai cerita
romansa biasa. Aku selalu meminta jika kamu tidak pernah dapat mencintai aku,
tolong kembalikan jantungku yang kutitipkan padamu dalam toples kaca itu.
Jantung yang meminta mu untuk menyimpannya, tolong kembalikan hanya agar aku
dapat mencintai wanita lain. Hanya aku dapat melepasmu seperti maumu, mungkin.
Kini aku sesak, sesak karena kamu
menguncinya terlalu erat. Jantungku tak dapat bernafas, aku sesak ketika batas
waktunya semakin dekat. Kamu bebaskan lah aku dari perasaan ini, kamu.
0 comments:
Post a Comment