Hari Ke 21: Sumpah, Kutukan dan Doa

by 21:42 0 comments


Sedari awal aku sudah salah dalam mencintaimu, bukan cinta ini yang salah tapi bagaimana aku mencintaimu yang rasanya kurang tepat. Sejak mula aku mencintaimu bukankah aku terlalu percaya diri untuk bertahan, terlalu angkuh untuk berdiri sendiri tanpa adanya kamu. Aku terlalu gegabah dalam merumuskan cinta dengan persamaan kuadrat yang salah dengan persamaan dan statistika yang berbeda dari kebanyakan orang.
Aku salah memulai cintai ini dengan sumpah. Sumpah aku hanya mencintai kamu dalam hidupku terlontar semudah menuangkan segelas air kedalam bejana. Aku memang tak salah memilih cinta tapi aku terlalu sembrono mengikatnya dengan ikrar para petua. Lalu nyatanya aku memang hanya mencintai kamu, hidup bersama cinta yang kini hendak mencapai satu dasawarsa. Begitu panjang jika aku uraikan dalam bentuk bulan, hari atau terlebih dalam satuan detik tentang berapa lama sumpah itu mengena padaku.
Lalu lidah ini kelu, merasa emosi diatas dada lantas aku mengutuk. Aku lantas mengutuki diri bahwa aku sanggup mencintai dengan cara ini. Bahwa ini adalah jalan yang telah dengan sengaja kutoreh untuk mencintaimu, faktanya aku berulang kali terluka, berulang kali patah hati, juga pernah merasa dikhianati tapi sumpah aku masih tetap mencintaimu sampai detik ini.
Ahhh... kukutuki diri karena tidak pernah berpaling darimu. Bersiap patah hati berkali-kali, tapi bangkit lagi seperti zombie. Aku hidupi cinta ini dengan rasa sakit, semakin kencang degupnya ku nilai lebih baik, semakin terluka semakin asyik. Padahal aku ini rapuh terlalu mencintai dengan hanya menggunakan naluri, sekejap hati menyebut namamu lalu ia mentrasmisikannya ke otak lalu menterjemahkannya lewat bahasa bahwa ini cinta.
Tapi aku lupa dalam doa. Bagaimana jika sedari awal aku lebih kuat dalam doa? Apakah cinta juga akan tertoreh didalam buku takdir kehidupan milikku? Maka akan beda ceritanya jika selalu kusemat namamu dalam sepertiga malamku, menyanyikanmu lewat shalawat dan dzikir sebelum tidurmu. Jika demikian maka aku hanya akan menekan tombol deletnya saja, menghapus sumpah dan kutukan sedari awal.
Seharusnya ini menjadi cinta yang merindu lewat doa.
Seharusnya ini cinta yang menunggu Tuhan menyatukannya.

Ini cinta ...

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment