Hari Ke 20: Salam

by 21:36 0 comments
Tak terasa hari ke-20 berlalu dengan cepat, meski ada beberapa tulisan yang sengaja ku rapel kan postingannya, namun aku tak pernah benar-benar menerka bahwa usahaku memaksakan diri ternyata telah sampai dititik ini. Awalnya aku berfikir aku akan berhenti ditengah jalan, diam, merasa bosan dan akhirnya aku tinggalkan, biarkan saja terbengkalai. Namun dengan waktu yang tak terasa tinggal delapan hari lagi, kini aku merasa ingin terus menulis lebih lama lagi.
28 oktober selalu saja menjadi evaluasi tahunan yang aku lakukan, meski baru kutuliskan dalam beberapa tahun terakhir, tak mengapa karena sejatinya cinta itu begitu berkobar di tahun-tahun lalu. Kamu yang benci hal-hal konyol seperti ini pasti tidak mengerti padahal ini adalah cara paling ampuh bagiku untuk menguraikan segalanya, bagaimana tidak kerena dengan menyebut hal tentangmu saja aku gemetar maka tulisan menjadi jalan aku menguraikannya.
Tuhan memang mentakdirkan kita bertemu berbagi masa-masa kecil kita bersama, namun sepertinya Ia belum setuju jika kita berbagi masa-masa tua kita bersama. Sedari awal ketika aku menjatuhkan hati tanpa syarat padamu maka aku mengkukuhkan diri ingin menjadi imam yang halal untuk mu. Meski sedari awal ku tahu, bahawa ada hal yang membuatku jauh tertinggal dari lakumu tapi aku selalu berusaha mengkuhuhkan diri.
Hingga aku benar-benar tak melihatmu lagi dalam lintasan ku, aku sudah terlalu jauh dari rute hidup yang telah kupersiapkan matang. Tapi bagaimanapun aku selalu berusaha bahwa bahasa ini harus dapat tersampaikan padamu, meski harus mengoyak hatimu aku ingin sekali saja hati mu itu bergetar ada kegoyahan yang luluh pada dirimu itu.

Sampaikan salamku untuk iamam masa depanmu dari lelaki masa kecil mu.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment